Weekly post

  • Hasil Team Kerja Proyek Bab 1-7


    BAB I
    MEMAHAMI TIM KERJA PROYEK
    1.1.  Perlunya Pembuatan Tim kerja
    Dapat Meningkatkan Moral dan Semangat Saling Bantu Sewaktu bekerja sendiri, apabila kita mengalami kesulitan biasanya kita akan meminta bantuan pada atasan atau bos.Tapi jika bekerja dalam sebuah tim, maka masing-masing anggota yang mengerti kalau tim tersebut dibentuk adalah demi mencapai tujuan bersama, pastinya akan saling membantu anggota tim yang lain.
    1.2.  Meningkatkan Efektivitas dan Produktivitas Kerja
    Di saat kerja bareng dalam sebuah tim, masing-masing anggota tentunya akan memiliki peranan dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dan diselesaikan.Sinergitas menjadi alasan yang harus dicapai ketika bekerja dalam tim, karena semua orang pasti punya kelemahan.Jarang sekali ada orang yang bisa hebat di segala hal sehingga adanya sebuah tim diharapkan masing-masing anggota bisa saling melengkapi.
    1.3.  Belajar Memahami Satu Sama Lain
    Dengan bekerja dalam sebuah tim, maka kita akan dituntut untuk sama-sama saling mengenal satu sama lain. Anda yang tadinya tidak begitu mengenal siapa si “A” jadi bisa lebih mengenal bagaimana sifatnya, seperti apa kemampuannya, dan bagaimana cara berinteraksi dengannya.Sebab, dalam sebuah tim akan ada bebeberapa orang dengan latar belakang, dan karakter yang berbeda-beda.
    1.4  Tahapan pembentukan tim kerja
    Semua tahap perkembangan manusia tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Sebuah tim yang di dalamnya terdiri dari orang-orang yang bekerja sama, tak lepas dari tahap-tahap perkembangan yang akan dilalui. Tahap-tahap perkembangan tim adalah sebagai berikut:
    1.4.1 Pembentukan Tim (Forming)
    Pada tahap awal ini individu-individu yang tergabung dalam tim masih membawa nilai-nilai, pendapat, dan cara kerja yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya. Anggota tim masih mencari bentuk, mulai beradaptasi dengan lingkungan, berusaha berhubungan dan melakukan kerja sama dengan rekan kerja, sehingga saling mengetahui karakter dari setiap individu. Pada tahap ini jarang sekali timbul konflik atau keributan, karena semua dipenuhi rasa optimis yang tinggi. Anggota tim cenderung meraba-raba perilaku apa yang dapat diterima, posisi mereka di dalam tim, prosedur, dan aturan kelompok. Tahap ini terselesaikan jika anggota tim mulai menempatkan diri mereka sebagai bagian dari tim.
    1.4.2  Konflik/Keributan (Storming)
    Tahap ini merupakan periode konflik dan kompetisi antaranggota tim. Anggota tim menerima eksistensi tim, tetapi menolak keterbatasan yang mengganggu individualitas. Karena perasaan tidak nyaman, beberapa anggota tim dapat bertindak pasif sedangkan anggota lainnya berusaha mendominasi. Tahap ini terselesaikan jika terdapat hierarki yang jelas mengenai kepemimpinan dalam tim dan anggota tim berorientasi pada pemecahan masalah.
    1.4.3  Penormaan (Norming)
    Norming ditandai dengan terbentuknya hubungan yang dekat antaranggota tim, menunjukkan kohesivitas (hubungan yang erat) dan merasakan identitas kelompok yang kuat. Anggota tim saling berbagi perasaan, ide, umpan balik, dan menggali tindakan-tindakan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas. Tahap ini terselesaikan jika terdapat struktur peran dan norma yang merupakan konsensus bersama.Pada tahap norming, individu yang ada di dalam sudah mulai merasakan manfaat dari bekerja dalam satu tim dan berusaha untuk menyelesaikan konflik yang muncul dengan hati terbuka dan menghindari tim dari kehancuran.
    Karena semangat kebersamaan sudah terjalin, saling percaya dan menghormati, anggota tim merasa bebas mengungkapkan perasaan dan pendapat dengan nyaman tanpa harus merasa tertekan. Mekanisme dan aturan-aturan kerja disepakati dan ditetapkan serta ditaati oleh setiap anggota tim.
    1.4.4  Pelaksanaan (Performing)
    Performing merupakan periode yang belum tentu dapat dicapai oleh semua tim. Performing dicapai jika struktur telah berfungsi dan diterima secara penuh. Anggota tim berorientasi pada tugas tetapi sekaligus berorientasi pada manusia.Anggota tim menjadi semakin cakap dalam bekerja dan memiliki interdependensi untuk mencapai tujuan kelompok. Tim berhasil membangun sistem yang memungkinkan untuk bekerja secara produktif dan efisien. Hal ini dapat ditunjukkan dari pencapaian prestasi tim yang diberikan.Setiap anggota tim menyadari dan benar-benar sadar bahwa setiap individu dalam kelompok memiliki perannya masing-masing untuk berkontribusi mencapai tujuan tim. Untuk tim permanen, performing adalah tahap terakhir. Untuk tim yang bersifat sementara adjourning adalah tahap terakhir.
    1.4.5  Penundaan (Adjourning)
    Adjourning adalah tahap persiapan untuk membubarkan diri. Berprestasi sudah bukan menjadi prioritas utama. Anggota tim lebih memfokuskan perhatian pada penyelesaian aktivitas seperti seremonial sebagai penutupan.Dapat disimpulkan bahwa model tahapan di atas mengimplikasikan bahwa tim yang produktif adalah tim yang telah mencapai tahap performing. Tahap forming, storming, dan norming merupakan tahap kritis sebelum tim berjalan dengan produktif.Namun dapat saja beberapa tahap terjadi bersamaan dan tidak ada batasan yang jelas antara satu tahap dengan tahap lain. Tim turun ke tahap sebelumnya, bahkan kemungkinan terburuk adalah tim tersebut hancur sama sekali.
    1.5  Masalah yg muncul dlm pembentukan tim kerja
    Beberapa faktor dapat menyebabkan orang – orang terlibat dalam konflik :
    1.5.1 Sumber daya yang langka. Sumber daya meliputi uang, informasi, dan  persedian.
    1.5.2  Ambiguitas Yurisdiksional. Konflik juga muncul ketika batas dan tanggung jawab pekerjaan tidak jelas.
    1.5.3 Gangguan komunikasi. Potensi gangguan komunikasi bahkan lebih besar dalam tim virtual dan tim global yang terdiri atas anggota dari negara dan budaya yang berbeda. Komunikasi yang buruk menyebabkan kesalahan persepsi dan kesalah pahaman orang lain dari tim.
    1.5.4 Bentrokan kepribadian. Bentrokan kepribadian muncul ketika orang – orang tidak bekerja dengan harmonis atau tidak sepenuhnya setuju dalam isu apa pun.
    1.5.5 Perbedaan kekuasaan dan status. Perbedaan kekuasaan dan status muncul ketika satu pihak memiliki pengaruh untuk berdebat terhadap pihak lain.
    1.5.6 Perbedaan tujuan. Konflik sering muncul hanya karena seseorang mengejar tujuan yang bertentangan. Perbedaan tujuan biasa terjadi dalam organisasi.
    1.6  Kriteria anggota tim kerja
    1.6.1 Kejujuran
    Pondasi utama seorang manusia adalah kejujuran. Hal inilah yang menjadi kriteria utama ketika anda ingin merekrut anggota tim / karyawan anda. Kejujuran anggota tim akan sangat berpengaruh dalam mengembangkan bisnis anda. Tentu lebih mudah bekerja sama dengan karyawan yang jujur dan bisa dipercaya, terlebih karyawan yang berada di bagian keuangan / finance.
    1.6.2 Pengalaman
    "Pengalaman adalah guru yang paling berharga".Pepatah di atas menggambarkan betapa pentingnya arti 'pengalaman' dalam hidup. Apabila diimplementasikan dalam perekrutan karyawan, maka carilah anggota tim yang memiliki pengalaman yang mumpuni. Jangan lupa, pengalaman yang ia miliki harus relevan dengan bisnis yang anda jalankan.Dengan pengalaman yang dimiliki anggota tim anda, maka tak banyak yang harus anda jelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab mereka. Biarkan pengalaman mereka secara 'alami' menjadi 'pemandu' dalam melaksanakan tugas-tugas kerja mereka. 
    1.6.3 Attitude (sikap)
    Attitude (sikap) juga menjadi poin yang penting sebagai salah satu kriteria dalam merekrut tim / karyawan. Istilahnya, carilah 'orang yang bisa diajak bekerja sama dan profesional sebagai karyawan'.Dengan merekrut karyawan yang attitude-nya bagus, maka suasana kerja akan terasa kondisif. Selain bagus 'membawa diri' dengan atasan, si karyawan juga mudah membaur dengan rekan-rekan kerjanya. Suasana seperti inilah yang diharapkan akan terus terjaga dalam berjalannya operasional perusahaan anda.
    1.6.4 Pendidikan dan kecerdasan
    Kenapa pendidikan dan kecerdasan ditaruh di bawah kejujuran, attitude, dan pengalaman?Begini. Dunia kerja tak seperti dunia pendidikan. Ada banyak hal 'mubazir' di dunia pendidikan yang tak diterapkan di dunia kerja. Sebaliknya, ada banyak hal di dunia kerja yang tak diajarkan di dunia pendidikan.Sebagai contoh, rumus matematika yang super rumit -- jarang digunakan di dunia kerja. Sebaliknya, tekanan kerja, attitude kerja, dan koordinasi kerja -- tak diajarkan di dunia pendidikan.Maka dari itu, kebanyakan HRD tidak terlalu memperhitungkan pendidikan dan kecerdasan yang tinggi sebagai kriteria utama dalam mencari karyawan. Hal itu dikarenakan adanya karyawan yang pintar dan bertitel bagus, namun attitude-nya buruk dan bahkan suka korupsi alias tidak jujur. Lebih baik mencari yang jujur dan berpengalaman, meskipun 'titel'nya kurang bagus.
    1.6.5 Motivasi
    Dedikasi calon karyawan dapat dilihat dari motivasinya dalam melamar pekerjaan. Apabila motivasinya 'hanya ingin mencari pengalaman', maka jauhilah tipe yang seperti ini. Sebaliknya, apabila motivasinya 'ingin menghidupi keluarga', maka tipe seperti ini akan lebih 'serius' dalam bekerja.Selain melihat motivasi calon karyawan yang akan anda rekrut, ada baiknya agar anda juga melihat apakah si calon karyawan mempunyai keinginan untuk berkembang bersama perusahaan atau 'rasa memiliki perusahaan'. Jika ya, maka anda bisa mempertimbangkan si calon karyawan untuk menjadi bagian dalam tim anda.











    BAB II
    PENGEMBANGAN IDE PROYEK

    2.1  Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan
    Mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan :
    Informasi yang akurat, dapat diandalkan dan mencukupi sangat dibutuhkan supaya:
    2.1.1     Perencanaan dapat berjalan efektif dan efisien
    2.1.2     Waspada terhadap semua faktor dan kejadian yang dapat mempengaruhi proyek, misalnya konteks lokasi proyek
    2.1.3     Memahami penyebab masalah atau isu yang berkembang
    2.1.4     Mengetahui apa yang sudah dikerjakan orang lain, guna menghindari duplikasi dan melihat peluang kerjasama yang dibutuhkan
    2.1.5     Menjelaskan langkah yang paling sesuai untuk menanggapi kebutuhan atau mengatasi permasalahan
    2.1.6     Membenarkan masukan dan penggunaan sumberdaya.
    3.1     Formulasi Proyek
    Menurut Anderson (dalam Winarno,2007 : 93), perencanaan ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistimatis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
    Tujuan Perencanaan :
    3.1.1              Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaan
    3.1.2              Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
    3.1.3              Mengetahaui struktur organisasinya
    3.1.4              Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
    3.1.5              Memimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif
    3.1.6              Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
    3.1.7              Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan
    3.1.8              Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
    3.1.9              Mengarahkan pada pencapaian tujuan
    3.1.10          Menghemat biaya, tenaga dan waktu.
    4.1     Mind Mapping
    Pemetaan Pikiran (bahasa Inggris Mind Mapping) adalah yaitu suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan. Metode ini diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974, seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris.
    Upaya Tony Buzan sebenarnya muncul dari pengamatannya dalam bidang perkembangan teknologi komputer pada tahun 1971. Tony Buzan berpikir, “kenapa komputer perlu manual pemakaian ribuan lembar untuk dapat beroperasi?” tetapi “Kenapa manusia sebagai makhluk berpikir bisa jauh lebih hebat. Tanpa manual manusia bisa melakukan rekayasa dan tindakan yang dahsyat, misalnya mengubah dunia?”. Perbedaan kemampuan antara komputer dan manusia itu Tony Buzan kemudian mengeksplorasi daya pikir manusia dengan merekayasa model pengembangan potensi manusia yang disebutnya Pemetaan Pikiran.
    Pemetaan Pikiran saat ini sudah dikenal luas di berbagai bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM). Penerapannya mencakup manajemen organisasi, penulisan, pembelajaran, pengembangan diri, dll. Namun, yang paling potensial adalah dalam bidang pengembangan diri. 'Pemetaan pikiran' dibuat dengan menggunakan tiga pensil/bolpoin berbeda warna(minimal) dan akar pemetaan pikiran harus memiliki 3 cabang(minimal) yang mengandung kata kunci yang singkat.

    Beberapa manfaat metode pencatatan menggunakan Mind mapping, antara lain:
    4.1.1           Tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah.
    4.1.2           Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.
    4.1.3           Hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali.
    4.1.4           Lebih mudah dipahami dan diingat.
    4.1.5           Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur Mind mapping, sehingga mempermudah proses pengingatan.
    4.1.6           Masing-masing Mind mapping sangat unik, sehingga mempermudah proses pengingatan.
    4.1.7           Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci











    BAB III
    MEMAHAMI KEBUTUHAN PELANGGAN SEBAGAI ALTERNATIF TOPIK KERJA PROYEK
    A.    Memahami Kebutuhan Pelanggan
    Pepatah yang mengatakan bahwa pelanggan adalah jalur kehidupan bisnis memang benar. Mereka mendefinisikan bisnis dan perusahaan yang sangat tergantung pada kebutuhan mereka untuk sebagian besar penjualan dan kegiatan pemasaran. Rahasia bisnis yang solid dan sukses adalah untuk menempatkan pelanggan di jantung bisnis dan membuat mereka merasa menjadi bagian penting dari perusahaan Anda. Sebuah cara yang efektif untuk melakukan ini adalah untuk mengetahui apa yang pelanggan inginkan dan memahami kebutuhan pelanggan. 
    B.     Pengertian Pelanggan
    Pelanggan adalah orang atau instansi atau lembaga yang melakukan pembelian produk baik barang maupun jasa secara berulang – ulang.
    Secara umum, pengertian pelanggan suatu perusahaan adalah masyarakat dan organisasi pada umumnya yang membutuhkan produk dan jasa dan berpotensi untuk melakukan pembelian.
    Selain pengertian di atas, beberapa pengertian mengenai pelanggandapat dirumuskan sebagai berikut:
    Ø   Pelanggan adalah orang yang paling penting dalam setiap kegiatan usaha(oraganisasi)
    Ø    Pelanggan adlah orang yang tidak bergantung pada diri kita, tetapi sebaliknya, kitalah yang bergantung padanya.
    Ø   Pelanggan yang tidak menginterupsi (mengganggu) pekerjaan kita, tetapi malah memberikan usulan bagi perbaikan usaha kita.
    Ø    Pelanggan datag sebagai sahabat. Maka, tidak pada tempatnya kalau kita menyambutnya dengan tidak pantas atau menyuruhnya menunggu sampai kita tidak sibuk lagi.
    Ø   Pelanggan adalah bagian terpenting dalam usaha kita, bukan orang luar perusahaan.
    Ø   Pelanggan adalah orang/lembaga yang melakukan pembelian produk/jasa secara berulang-ulang
    Ø   Pelanggan adalah orang yang memberi perhatian penuh terhadap produk/jasa yang kita tawarkan.
    Ø   Pelanggan bukanlah sekedar uang dalam cash register kita, melainkan manusia dengan perasaan dan kemauan yang haarus kita hormati.
    Ø   Kalau kita bebicara mengenai pelanggan, maka yang dimaksud dengan pelanggan itiu adalah pelanggan internal dan pelanggan eksternal.
    Pelanggan internal adalah orang-orang yang teribat dalam proses produksi barang dan jasa yang dihasilkan suatu perusahaan atau organisasi. 
    Pelanggan eksternal adalah orang-orang yang berada diluar organisasi suatu perusahaan, yang memerlukan dan menerima barang-barang atau jasa-jasa dari perusahaan.
    PANGSA PASAR
    Pangsa Pasar adalah strategi pemasaran yang melibatkan membagi target market yang luas ke dalam himpunan bagian dari konsumen, bisnis, atau negara-negara yang memiliki, atau yang dianggap memiliki, kebutuhan umum, kepentingan, dan prioritas, dan kemudian merancang dan menerapkan strategi untuk menargetkan mereka. Strategi segmentasi pasar biasanya digunakan untuk mengidentifikasi dan selanjutnya menentukan target pelanggan, dan memberikan data pendukung untuk elemen rencana pemasaran seperti posisi untuk mencapai tujuan rencana pemasaran tertentu. Bisnis dapat mengembangkan strategi diferensiasi produk, atau pendekatan dibedakan, yang melibatkan produk tertentu atau lini produk tergantung pada permintaan spesifik dan atribut dari target segmen.

    FAKTOR-FAKTOR DALAM KEBUTUHAN PELANGGAN
    1.   FAKTOR EKSTERNAL
    1.1.Keluarga
    Keluarga terdiri dari keluarga inti ditambah dengan orang-orang yang mempunyai ikatan saudara dengan keluarga tersebut, seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan menantu
    1.2.Kelas Sosial
    Pengertian kelas sosial menurut Kotler (1993:225) adalah : “Bagian yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarki dan yang keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan prilaku yang sama” Lapisan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu, tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar  suatu tujuan bersama. Alasan yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat berbeda-beda, ada yang berdasarkan pada keturunan, kepandaian, kekayaan dan lain-lain.
    1.3.Kebudayaan
    Kebudayaan menurut Kotler ( 1990: 179) adalah : “Faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.” Mempelajari perilaku konsumen sama artinya dengan mempelajari perilaku manusia, sehingga perilaku konsumen dapat juga ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam memilih bermacam-macam produk di pasar.

    1.4.Kelompok Referensi
    Kelompok referensi menurut Kotler dan Armstrong (1997:161) adalah : “Kelompok -kelompok yang memiliki pengaruh  langsung atau pengaruh tidak langsung pada sikap dan prilaku seseorang.” Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang  dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik prilaku fisik maupun mentalnya. Yang termasuk kelompok referensi ini antara lain; serikat buruh, team olahraga, perkumpulan agama, kesenian dan lain sebagainya.

    2.FAKTOR INTERNAL
    2.1  Motivasi
    Motivasi menurut Schiffman dan Kanuk (1 991 : 184) adalah : “The driving force within individual that impuls then to action ‘‘ Yang artinya : kekuatan penggerak yang menyebabkan atau memaksa seseorang untuk bertindak atau melakukan kegiatan. Kekuatan penggerak tersebut diakibatkan oleh rasa ketegangan yang merupakan hasil dari akibat tidak terpenuhinya kebutuhan. Setiap manusia secara pribadi baik secara sadar maupun tidak sadar akan berusaha untuk mengurangi rasa ketegangan melalui tingkah laku mereka dalam memenuhi kebutuhannya dan sekaligus untuk mengurangi rasa ketegangan mereka. Seseorang akan mencoba memuaskan kebutuhan yang pertama seperti makan, minum dan tempat tinggal Apabila kebutuhan yang pertama sudah terpenuhi, barulah ia akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang lain .
    Hirarki- kebutuhan menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh Kotler (1993:43-56), adalah sebagai berikut :
    Ø Kebutuhan fisiologis, misalnya; makan, minum, tempat tinggal dan sebagainya.
    Ø Kebutuhan akan keselamatan, misahya; perlindungan dari bahaya, ancaman, perasaan aman dan lain sebagainya
    Ø Kebutuhan sosial, misalnya; perasaan menjadi anggota lingkungan, cinta kekeluargaan, kesenangan, pengakuan orang lain atau kelompok.
    Ø Kebutuhan akan penghargaan, misalnya; harga diri, status dan reputasi.
    Ø Kebutuhan pernyataan din, misalnya; pengembangan dan perwujud diri, penyelesaian pekerjaan dan kreatifitas.

    2.2 Persepsi
    Persepsi menurut Kotler (1993:240) adalah : “Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan  informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini”.
    Faktor utama dalam persepsi yaitu:
    Ø  Stimulus faktor Yaitu faktor yang merupakan sifat fisik suatu obyek seperti ukuran, warna dan ketajaman.
    Ø  Individual faktor. Yaitu faktor yang merupakan sifat-sifat individual yang tidak hanya meliputi proses, tetapi juga pengalaman diwaktu yang lampau pada hal yang sama. Dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap produk dapat berbeda  dengan persepsi orang lain.
    2.3 Sikap
    Sikap menurut Kotler dan Armstrong (1997:173) adalah : “Evaluasi, peranan dan kecenderungan seseorang yang konsisten  menyukai atau suatu objek atau gagasan”. Sikap konsumen berdasarkan pada pandangan terhadap proses belajar baik dari pengalaman ataupun orang lain. Sikap setiap orang berbeda-beda menurut bagaimana cara seseorang memandang atau menilai  sesuatu dan diharapkan bahwa sikap seseorang dapat menentukan prilaku dari orang tersebut dan dari sikap seseorang juga diharapkan  dapat mengetahui cara berpikir seseorang yang dipengaruhi tingkat pmdidikannya.
    Sikap menurut Winardi (I 991 : 135) adalah : “Suatu keadaan mudah terpengaruh yang dipelajari untuk bereaksi dengan cara yang  positif atau positif secara konsisten sehubungan dengan obyek tertentu”. Secara umum sikap dibentuk oleh informasi yang diperoleh  seseorang melalui pengalaman masa lalu dan hubungan dengan kelompok acuan mereka (keluarga dan kelas sosial).
    2.4. Kepribadian
    Kepribadian menurut Swastha dan Handoko (1997:170) adalah : “Karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang respomya terhadap lingkungan yang relatif konsisten “. Kepribadian seseorang dapat dikatakan sama seperti percaya diri, menghargai sesama, bersifat sosial, berjiwa romantis dan sebagainya
    2.5 Belajar
    Belajar menggmbarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia  diperoleh dari mempelajari sesuatu. Menurut Swastha dan Handoko (1 987:84) definisi belajar adalah : “Belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai basil akibat adanya pengalaman perubahan-perubahan perilaku tersebut, bersifat tetap atau permanen dan bersifat iebih fleksibel.














    BAB IV
    MENGATUR TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MASING-MASING ANGGOTA TIM DALAM KERJA PROYEK

    4.1 PROJECT MANAGER
    Project Manager adalah seseorang yang bertindak sebagai pimpinan dalam suatu proyek. Project manager ini sangat berperan penting dalam adanya suatu proyek, karena kegagalan dan keberhasilan dari proyek tersebut di tentukan oleh project manager itu sendiri
    4.1.1 Peranan Manajer Proyek
    Berperan untuk mengintegrasikan beberapa kegiatan yang berbeda untuk mencapai tujuan tertentu.  Berperan juga sebagai seorang komunikator. Dengan ini berarti manajer proyek menjadi tempat terakhir menujunya laporan-laporan, memo, permintaan dan keluhan. Manajer proyek juga mengambil input dari banyak sumber, mengolah dan menyampaikan informasi ke beberapa pihak dan memastikan bahwa semua orang yang punya peran dalam proyek mengetahui informasi mengenai kebijaksanaan, tujuan, anggaran, jadwal kebutuhan, dan perubahan yang ada dalam proyek sesuai peran yang dimiliki. Berperan untuk mengambil keputusan yang menjadi wewenangnya, antara lain mengenai realokasi sumber daya, mengubah lingkup proyek, menyeimbangkan kriteria biaya, jadwal dan performansi Merupakan seorang enterpreuneur yang harus berusaha untuk melakukan pengadaan dana, fasilitas dan orang agar proyek dapat berjalan.

    4.1.2 Fungsi Manajer Proyek :
             Membuat kerja (Mengagendakan pekerjaan)
             Mengatur jadwal kerja (Diagram PERT dan Grant)
             Bertanggung-jawab atas hasil kerja.
    4.2 SISTEM ANALIS 
    Orang yang bertugas untuk menganalisis sistem termasuk permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya dan kebutuhan pengguna, sistem analis harus ahli tidak hanya tentang teknologi komputer tetapi juga tentang bisnis. Sistem analis merupakan perencana program ynag akan dibuat oleh programmer
    Berdasarkan tugas dan tanggung jawab, sistem analis bertanggung jawab atas sistem secara keseluruhan, jadi tidak hanya pembuatan program komputer (teknologi komputer) melainkan aplikasinya juga, sedangkan pembuatan program yng menjadi tugas sistem analisis ini meliputi pemecahan masalah secara garis besar, dan sistem analisis ini berhubungan dengan banyak orang, jadi harus memiliki softskill yang bagus juga.

    4.3 PROGRAMMER         
    Programmer atau biasa disebut dengan Pemrogram adalah Seseorang yang mempunyai kemampuan dan keahlian di dalam membuat dan menyempurnakan suatu program. Programmer  mempunyai keahlian di bidang komputer  menulis dan merancang program-program menggunakan bahasa-bahasa pemrograman komputer
    Tugas programmer dalam sebuah proyek dasarnya adalah sebagai berikut :
          Membangun/mengembangkan software terutama pada tahap construction dengan melakukan coding dengan bahasa pemprograman yang ditentukan
          Mengimplementasikan requiremant dan desain proses bisnis ke komputer dengan menggunakan algoritma /logika dan bahasa pemprograman
    4.4 DBA (Database Administrator)
    DBA adalah yang bertanggung jawab untuk menjaga sistem RDBMS (Relational Data Base Management System) . DBA memiliki tanggung jawab yang berbeda, tetapi tujuan keseluruhan dari DBA adalah untuk menjaga server up setiap saat dan untuk memberikan pengguna dengan akses ke informasi yang diperlukan ketika mereka membutuhkannya. DBA memastikan bahwa database dilindungi dan bahwa setiap kemungkinan kehilangan  data diminimalkan. DBA bertugas untuk:
               Bertanggung jawab terhadap keamanan database.
               Perancangan dan koordinasi secara keseluruhan dari database.
               Mengembangkan skema.
               Membuat dokumen sistem dan penggunaannya.
               Menentukan organisasi data.
               Penerapan terhadap DBMS
               Pengetesan dan pemeliharaan sistem database.
               Menjadi penengah antara pemakai dan manajemen.
               Bertanggung jawab terhadap seluruh operasi dari sistem dasar data.
               Menerapkan prosedur darurat di dalam kasis terjadinya kegagalan sistem atau kerusakan database.
    4.5 DESAINER
    Desainer adalah seseorang yang merancang atau mendesain sesuatu sebelum sesuatu itu dikerjakan, contoh dalam pembuatan web, kita mendesain web ini agar terlihat menarik dengan cara dalam web tersebut terdapat media untuk pemasangan iklan itu adalah tugas desainer.
    4.6 NETWORK ENGINEER
    Network engineer yaitu orang yang memiliki tugas untuk mengawasi atau melakukan instalasi, melakukan konfigurasi, dan melakukan maintenance sistem informasi dan jaringan.
    Tanggung jawab network engineer:
           Melakukan instalasi hardware, sistem atau software baru yang digunakan dalam jaringan.
           Melakukan instalasi, konfigurasi, dan perawatan layanan jaringan (network services) dan       perangkat jaringan
           Mendukung fungsi administratif pada penggunaan perangkat jaringan.
           Mengatur protokol untuk pencadangan (backup) atau restorasi (restore) didalam sistem.
           Merencanakan dan memberikan dukungan untuk implementasi infrastruktur jaringan komputer
             Melakukan perbaikan (troubleshooting) atau analisis terhadap server, komputer kerja (workstations) dan semua yang berkaitan dengan hal tersebut.
             Mendokumentasikan permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam jaringan untuk referensi dimasa yang akan datang.
             Memonitor kinerja sistem dan dapat mengimplementasikan performance tuning.
             Mengatur akun pengguna (users account), izin pengguna (users permission), serta implementasi firewall, dan sistem keamanan.
             Memperhatikan aspek keamanan pada aplikasi dan jaringan.
    4.7 FUNCTIONAL     
    Functional yaitu orang yang melakukan pengecekan terhadap project yang telah selesai baik dengan melakukan testing  maupun melakukan penulisan.
               Project Charter : adalah dokumen yang digunakan untuk memulai proyek improvement. Dokumen project charter berisi informasi penting yang mencakup penjelasan ringkas dari sebuah proyek yang akan dijalankan. Dokumen ini menampilkanjudul proyek yang dikerjakan, latar belakang dijalankannya proyek, deskripsi, target,ruang lingkup,tim yang terlibat, durasi pengerjaan proyek, dan sebagainya.
               Bisnis Blueprint :  adalah cara untuk mempermudah kita dalam urusan bisnis, bisnis blueprint ini berbentuk file atau document yang isinya mengenai detail dari bisnis yang kita jalankan yang berisikan dokumentasi dari setiap prosuder  sistem serta berbagai elemen lainnya yang melekat pada bisnis kita dari waktu ke waktu.
               Functional Definition :  adalah yang bertugas untuk membuat rancangan interface dari suatu project. Functional definition menjelaskan apa saja yang ada pada sebuah project untuk mengembangkan sistem.





    BAB V
    MENGANALISIS KERJA PROYEK BERSAMA TIM UNTUK MENENTUKAN TOPIK KERJA PROYEK YANG AKTUAL DAN SELARAS DENGAN SARAN DAN PRASANA SEKOLAH

    1. Managable topic (mempunyai kesanggupan, menguasai pokok masalah)
    Salah satu saran yang sangat simpatik adalah “jangan sekali-kali melakukan apapun  yang ada di luar jangkauan kemampuan diri sendiri”
    Dengan demikian, hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan:
    1.1  Apakah latar belakang pengetahuan, kecakapan, dna kemampuan diri sendiri, sudah cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan topic yang akan dikerjakan?
    1.2  Apakah waktu, dana telah dipikirkan dengan masak dan mencukupi?
    1.3  Apakah topic tersebut dapat memperoleh konsultan/pembimbing dengan mudah?
    1.4  Apakah tidak ada hambatan-hambatan dari pihak-pihak lain, berkenaan dengan topic tersebut?
    Suatu penelitian tidak akan berhasil dengan memuaskan bilamana mahasiswa tidak mempunyai bekal pengetahuan juga kecakapan tentang cara-cara mencari dan mengolah data yang telah terkumpul.
    2. Obtanable Data (Mendapatkan data, Berl)
    Suatu topic yang sangat baik belum menjadi jaminan bahwa data-datanyayang tersedia telah mencukupi di dalam penelitiannya, karena data sangat dibutuhkan, baik untuk mengembangkan dan menguji hipotesis.
    Selanjutnya untuk mengembangkan hipotesis juga tidak hanya data semata-mata saja yang dibutuhkan, tetapi juga buku-buku, bulletin, majalah, Koran, dan sebagainya sangat dibutuhkan sekali. Demikian pula guna menguji kebenaran hipotesis, mahasiswa harus pergi ke lapangan.
    Karena itu, buku-buku bacaan dan teknik pengumpulan dta yagn valid (shohih) dan reliable (dapat dipercaya), gharuslah dikuasai sebaik-baiknya, disamping juga factor lain, misalnya: factor pribadi dan factor-faktor lain di luar haruslah mendapat perhatian sepenuhnya dari si peneliti sendiri.
    3. Significance of Topic (maksud, berarti)
    Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian adalah:
    3.1  Dapatkah pembahasan topic tersebut memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah ada?
    3.2   Apakah tidak mungkin bahwa penelitian tersebut hanya dipublikasi saja?
    3.3  Mungkinkah penelitian tersebut merupakan pengecekan kembali dari penelitian yang pernah diadakan atau penguji ulangan?
    3.4  Apakah topic tersebut betul-betul perlu diteliti karena mempunyai kegunaan yang praktis bagi masyarakat?
    4. Interested Topic (Menarik minat)
    Reseacher (peneliti) haruslah pandai-pandai membangkitkan esmangat minatnya sendiri terhadap suatu topic yang akan diteliti dan dibahasnya. Tanpa adanya minat yang besar, maka semua usahanya tak akan berhasil, bahkan sia-sia saja.
    Oleh sebab itu, yang perlu menjadi perhatian adalah:
    4.1   Dengan topic yang telah dikemukakan maka minatnya haruslah dibangkitkan sebaik-baiknya, agar penelitian dapat dixselesaikan dengan sukses
    4.2  Tentu saja kesuksesan tersebut tanpa diikuti suatu keinginan yang menyimpang. Mendorong timbulnya minat yang kuat tersebutm, semata-mata untuk mencari scientidfic truth, bukan untuk “membuktikan kebenaran” pendapat pribadi dimana kemungkinan hal itu dilakukan tanpa kesenagajaan karena dinilai kurang objektif.
    4.3  Data dikumpulkan sepanjang dapat memperkuat pendapat prhibadi, sehingga sekiranya melemahkan atau bertentangan, data tersebut dilenyapkan/dihilangkan. Bila telah memilih kerelaan untuk bekerja tanpa prasangka (merasa benar sendiri)
    5. Mengembangkan Problematik
    Tidaklah heran kalau mahasiswa merasa bingung untuk menemukan atau  problematic suatu penelitian yang ingin dilaksanakan. Mahasiswa yang sedang mencari dan mengembangkan problematic umumnya merasa gelisah bahkan cemas. Mengapa demikian? Hal ini terjadi kemungkinan besar karena kurang luasnya pengetauan yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti disamping kelemahan metodologi. Oleh sebab itu perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
    5.1  Usahakan menjadi sarjana yang dapat membina dan mengembangkan spesialisasi kerja samannya.
    5.2  Sikap gemar dan tekun membaca buku-buku banyak relevansinya dengan            spesialisasinya, secara kritis, disamping gemar mendengarkan kuliah-kuliah, diskusi-diskusi, secara seksama dan berusahalan melatih diri untuk berpikir secara logis.
    5.3  Sikap rajin mencari bahan-bahan penelitian yang mutakhir.
    5.4  Usaha menjadi sarjana yang dapat membina dan mengembangkan spesialisasi kesarjanaannya







    BAB VI
    MENGKAJI ULANG RANCANGAN KERJA PROYEK YANG TERPILIH BERSAMA TIM DAN PEMBIMBING SESUAI DENGAN PENGEMBANGAN SIKAP PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN


    1. Pengertian Perencanaan
               Perencanaan ( Planning ) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya ( Atharmadhana, 2014 ).
    Model Rancangan adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pengembangan ide proyek. ( Kewarganegraan, 2015 ).

    2. Ketepatan Asumsi
               Asumsi adalah faktor, tujuan perencanaan juga merupakan pertimbangan yang akan menjadi benar, nyata atau tertentu. Asumsi mempengaruhi semua aspek rencana proyek, dan merupakan bagian dari elaborasi progresif proyek. Tim proyek sering mengidentifikasi, mendokumentasi dan memvalidasi asumsi sebagai bagian dari proses perencanaan. Sebagai contoh, jika tanggal ketersediaan orang utama tidak menentu, tim dapat mengasumsikan spesifik tanggal mulainya. Asumsi umumnya melibatkan tingan risiko.
    ( Abdillah, 2015 ).
    3. Sikap Pelaksanaan
               Seorangan wirausaha harus berbuat dan bekerja prestatif. Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi ingin maju ( Ambition Drive ). Ciri khusus perilaku kerja prestatif adalah ingin selalu maju disegala bidang.
               Wirausaha yang kerjanya secara prestatif memiliki kegemaran dan kegilaan pada usahanya atau bisnisnya. Disini seorang wirausaha memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya atau tugasnya dan setiap saat pikirannya tidak lepas dari usahanya atau bisnisnya. ( Griselda, 2013 ).














    BAB VII
    MENGANALISI ORGINALITAS RANCANGAN KERJA PROYEK YANG AKAN DIKERJAKAN

    1.      PENGERTIAN ANALISIS DAN PERENCANAAN
    perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan. (Coco, 2013)
    terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).

    2.      PENGERTIAN PROYEK
    Proyek merupakan pekerjaan yang tidak sederhana dan memiliki tujuan spesifik dan bersifat sementara. Proyek harus didefinisikan kapan dimulai dan kapan selesainya. Proyek bukanlah sebuah proses yang berkelanjutan. Proyek memerlukan alat bantu kontrol. Alat bantu seperti “gantt charts” atau “PERT charts” diperlukan dalam sebuah proyek untuk mengukur dan pengendalian. Proyek memiliki sponsor utama. (Ilmu, 2015)

    3.      MODEL LENGKAP DAN COCOK
    Langkah Menyusun Rancangan Proyek
    3.1  Rencanakan sebuah pekerjaan dengan pertimbangan yang logis. Penyusunan sebuah skema yang efektif untuk sebuah proyek mungkin terlihat sebagai sebuah pekerjaan yang berat. Pada prakteknya, penyusunan skema proyek ini sebenarnya adalah sebuah prosedur yang sangat penting.
    3.2  Siapkan sebuah daftar untuk pemeriksaan hasil kerja. Meskipun masing-masing direktur mungkin mempunyai pendekatan dan cara pemantauan proyek yang berbeda-beda, beberapa jenis industri, perusahaan, dan bisnis biasanya menggunakan daftar pemeriksaan sebagai landasan awal untuk menyusun rencana kerja bagi proyek mereka.
    3.3  Susunlah rencana secara rinci. Penyusunan rencana proyek yang baik dapat dilakukan dengan menentukan apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi.
    3.4  Lakukanlah analisis risiko. Rancangan sebuah proyek yang efisien membutuhkan sebuah analisis atas risiko yang mungkin timbul. Setiap faktor risiko harus diperhitungkan/dianalisis
    3.5  Lakukanlah penyesuaian selama proyek berjalan. Setelah rencana proyek disusun, lakukan peninjuauan dan penyesuaian yang dibutuhkan sampai rencana ini dipastikan bisa terlaksana dan mencapai hasil yang diinginkan.
    3.6  Siapkan sebuah jadwal kerja dalam format yang jelas yang mampu memberikan target waktu dari seluruh pekerjaan.
    3.7  Buatlah kesepakatan terlebih dahulu
    3.8  Lakukan pemeriksaan ulang atas finalisasi rencana proyek. (Fandi, 2016)
    4.      KETEPATAN ASUMSI
    asumsi adalah peluang, artinya kita bisa banyak belajar tentang kesadaran, baik itu bentuk bentuk kejiwaan ataupun cara pikir atau pemikiran yang berragam, dengan tujuan memperkaya khazanah keilmuan dan kesadaran dalam diri kita. Hal seperti ini sangat bertolak belakang dengan cara pandang benar-salah dan maksud maksud dari ego ontologis, sebab, yang seperti ini adalah perjalanan kemakhluqan kita. (Rohman, 2014)
    Persyaratan yang harus dipenuhi penerapan analisis jaringan kerja antara lain:
    4.1  Model harus lengkap. Analisis jaringan kerja merupakan model yang kompleks yaitu mencakup informasi kegiatan, informasi sumber daya yang dibangun dalam diagram jaringan kerja (network diagram).
    4.2  Model harus cocok. Tentunya diagram jaringan kerja proyek pelatihan guru berlaku untuk proyek itu sendiri, tidak untuk proyek pembangunan jembatan.
    4.3  Asumsi yang dipakai tepat. Analisis jaringan kerja harus menggunakan asumsi, karena ketepatan asumsi sangat mempengaruhi keberhasilan analisis jaringan kerja.
    4.4  Sikap pelaksanaan. Sikap pelaksanaan proyek diharapkan dan tentunya dianggap menjadi pendukung penyelenggaraan proyek. Di dalam analisis jaringan kerja juga memiliki tahapan di dalam penerapan analisis (Ahmad, 2013)
    5.      Sikap Pelaksanaan
    Keterlibatan Manajer proyek dalam pelaksanaan pekerjaan proyek sangat dominant, sehingga kegagalan dalam pelaksanaan akan berdampak terhadap pembiayaan, kinerja serta kredibilitas perusahaan jasa konstruksi. Sikap mental seorang manajer Proyek merupakan salah satu hal penting yang disyaratkan bagi keberhasilan suatu proyek, sikap mental yang positif akan menjauhkan seorang manajer Proyek dari tindakan-tindakan negatif yang merugikan keberhasilan proyek dan hal yang tak kalah penting untuk menunjang keberhasilan kinerja manajer proyek adalah lingkungan kerja yang positif dan kondusif. (Sudrajat)


                  



    0 comments

  • Copyright © - Nisekoi - All Right Reserved

    Wellcome to Yuu Blog 😁😁😁 Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan